Berbagai macam tanaman pertanian tumbuh dengan subur di Kabupaten Mandailing Natal, oleh karena itu dalam jangka panjang Kabupaten ini merencanakan untuk menjadi daerah agrowisata yang sekaligus sebagai salah satu pusat agrobisnis di Provinsi Sumatera Utara.
[toc]
Tanaman Bahan Makanan
Produksi padi (sawah/ ladang) pada tahun 2012 sebesar 179.829,54 ton. Kecamatan Siabu merupakan pusat produksi padi di Kabupaten Mandailing Natal dengan produksi sebanyak 47.342,54 ton atau sekitar 26,33 {66306753b686bafa30ecfd91ef21082c8fb5655a7187d682c2f48b3ebd0ee0c0} dari total produksi padi Kabupaten Mandailing Natal.
Sementara itu, produksi palawija pada tahun 2012 memproduksi kacang tanah sebesar 132,79 ton, kacang kedelai 793 ton, dan kacang hijau sebesar 49 ton. Kecamatan Natal merupakan daerah penghasil kacang tanah, kacang kedelai, dan kacang hijau terbesar di Kabupaten Mandailing Natal.
Perlu ditambahkan bahwa cabai merupakan komoditas yang layak untuk dijadikan sebagai produk unggulan Kabupaten Mandailing Natal. Dengan luas panen 154 ha, produksi cabai di daerah ini mencapai 889,35 ton pada tahun 2012. Kecamatan Siabu dan Kecamatan Puncak Sorik Marapi masing-masing memproduksi cabai sebanyak 109,73 ton dan 75,08 ton pada tahun 2012. Secara umum, seluruh kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal memiliki lahan pertanian cabai.
Selain komoditas tersebut, kabupaten Mandailing Natal juga menghasilkan buah-buahan. Produksi buah-buahan yang paling besar adalah jeruk dengan produksi sebanyak 5992,50 ton pada tahun 2012. Disamping itu produksi nangka, pisang dan petai juga cukup tinggi yaitu masing-masing sebanyak 1.980 ton, 1.511,56 ton, dan 660 ton untuk tahun yang sama.
Perkebunan
Salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Mandailing Natal adalah perkebunan.
Tanaman perkebunan yang paling dominan di daerah ini adalah kelapa sawit dengan luas 72.595,48 ha dan produksi 655.000 ton pada tahun 2013. Luas areal tanaman karet adalah sebesar 72.169,28 ha dan produksi sebanyak 61.865,33 ton serta kakao seluas 5.242,06 ha dengan produksi sebesar 4.411,96 ton. Selain komoditi perkebunan tesebut, Kabupaten Mandailing Natal juga memiliki potensi dalam pengembangan tanaman Kopi, Kulit Manis, Kelapa, Kemiri, Aren dan Cengkeh.
Peternakan
Selain bertani dan berkebun, penduduk Mandailing Natal dalam kesehariannya juga melakukan kegiatan peternakan. Kegiatan peternakan di Kabu paten ini dibedakan atas ternak besar, ternak kecil dan unggas.
Populasi ternak besar terdiri dari sapi dan kerbau, dimana pada tahun 2012 masing-masing berjumah 3.859 ekor dan 2.044 ekor.
Populasi ternak kecil seperti kambing dan domba sebanyak 27.091 ekor dan 8.686 ekor.
Sedangkan untuk ternak unggas masih terbatas pada ternak ayam kampung, ayam petelur dan itik lokal.
Perikanan
Kabupaten Mandailing Natal yang memiliki garis pantai sepanjang 170 km memiliki potensi perikanan laut yang sangat baik. Namun, dengan peralatan tangkap yang belum maksimal potensi yang besar ini masih belum menghasilkan produksi yang memuaskan, tercatat pada tahun 2012 produksi perikanan laut di Kabupaten Mandailing Natal sebesar 17.562,70 ton per tahun.
Potensi perikanan darat hampir dimiliki oleh semua kecamatan yang ada di Kabupaten Mandailing Natal yang meliputi budi daya kolam air deras/ tambak dan budi daya ikan tetap.
Pemanfaatan kolam di Kabupaten Mandailing Natal menghasilkan produksi ikan sebesar 589,75 ton/ tahun.
Perdagangan dan Industri
Aktivitas perekonomian masyarakat Kabupaten Mandailing Natal pada umumnya terpusat pada kegiatan-keg iatan perdagangan di pasar tradisional.
Kegiatan Pasar Tradisional yang dikenal masyarakat dengan istilah 11 Pekan/ Poken 11 biasa terjadi di ibukota kecamatan maupun di Kota Panyabungan sebagai lbukota Kabupaten. Tercatat sebanyak 33 pasar tradisional yang memasarkan produk-produk hasil pertanian seperti karet, kopi, dan juga bahan pangan.
Sampai dengan tahun 2012 tercatat sebanyak 26.830 unit industri di Kabupaten Mandailing Natal yang terdiri dari 11 industri besar, 48 industri menengah, 3.293 industri kecil serta 23.451 unit usaha industri mikro. Kegiatan industri tersebut didominasi oleh sektor industri perdagangan besar dan eceran, industri penyediaan makanan dan minuman serta industri transportasi, pergudangan dan komunikasi.
Pertambangan
Kabupaten Mandailing Natal memiliki potensi pertambangan yang besar yang tersebar hampir di seluruh kecamatan di Mandaling Natal. Salah satu bahan galian yang terdapat di kabupaten ini adalah Marmer.
Lokasi tambang tersebut terdapat di Desa Sipagapaga Kecamatan Panyabungan, seluas ±200 Ha (Dinas Pertambangan Provinsi Sumatera Utara, 1999/2000). Berdasarkan perhitungan cadangan yang dilakukan dalam beberapa tahap dan pada setiap tahap dilakukan koreksi reduksi maka secara kasar di daerah ini terdapat cadangan prospek bahan tambang marmer sebesar ±150.000.000 m3.
Selain itu terdapat berbagai jenis bahan galian yang ada di Kabupaten Mandailing Natal seperti Batu Bara, Emas, Timah Hitam, Perak, dan lain-lain.
Keterdapatan Bahan Galian di Kabupaten Mandailing Natal (File PDF)
Profil Kabupaten Mandailing Natal
– Gambaran Umum
– Sejarah dan Budaya
– Potensi Daerah
– Pariwisata